Bismillah
Menerjemahkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia memang menantang dan penuh drama. Kesalahan demi kesalahan adakalanya datang menghampiri. Tak masalah jika kesalahan masih bisa ditolerir. Namun, ketika kesalahan telah fatal, rasanya cukup bisa membuat nyengir dan kita pun menjadi sasaran nyinyir.
Ya, alih-alih mendapatkan hasil terjemahan yang bagus, kita malah terkadang menjadi bahan tertawaan karena salah dalam menerjemahkan.
Memahami padanan kata dari bahasa sumber ke bahasa target adalah salah satu kunci keberhasilan kegiatan penerjemahan. Itulah sebabnya, antara translator dan interpreter berbeda makna, meski ada juga persamannya, lho.
Translator dan Interpreter, Apa Bedanya?
Saya teringat beberapa tahun silam saat masih duduk di bangku kuliah. Ada satu mata kuliah khusus namanya Translation. Kalau tidak salah, saya mendapatkannya di semester pertama.
Saat itu, kami ditanya bagaimana menyebut “penerjemah” dan “juru bahasa” dalam bahasa Inggris. Dengan penuh percaya diri, kami menjawab, “Translator, Bu.” Eh, ternyata, jawaban kami masih kurang tepat. Kenapa? Karena seorang translator ‘hanya’ menerjemahkan secara tertulis. Adapun jutu bahasa yang menerjemahkan secara lisan, biasanya disebut dengan interpreter.
Translator atau penerjemah tulis adalah penerjemah bahasa tulis dari bahasa sumber ke bahasa target. Biasanya mereka memiliki waktu yang fleksibel. Penerjemah tulis bisa menggunakan kamus atau berbagai alat lain yang dapat membantunya menerjemahkan.
Ia dituntut memiliki kemampuan menulis atau mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan. Tidak akan ada yang menuntutnya untuk memiliki ketrampilan berbicara dan listening.
Adapun intrepreter, tugasnya memang agak berat dibandingkan translator. Interpreter atau juru bahasa tugasnya menerjemahkan bahasa sumber ke dalam bahasa target secara lisan (orally) pada saat itu juga.
Interpreter tidak memiliki waktu yang banyak dalam menerjemahkan. Ia dituntut memiliki kemampuan listening dan berbicara (kemampuan menyampaikan gagasan) yang sangat bagus.
Kemampuan intelektual yang cukup tinggi dalam memahami kiasan, majas, dan bagaimana nuansa budaya si pembicara untuk dialihkan ke dalam bahasa sasaran, merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki seorang juru bahasa.
Selain itu, seorang interpreter dituntut pula memiliki kemampuan mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Ia harus menerima, memahami, mengelola, dan merekonstruksi informasi dalam waktu bersamaan (simultan) dan berturut-turut (konsekutif).
Persamaan dari keduanya adalah, bahwa interpreter dan translator harus:
1. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik bagaimana menerjemahkan,
2. Menguasai grammar,
3. Memiliki pengetahuan dalam kebudayaan,
4. Memiliki penguasaan bahasa yang baik,
5. Memiliki pengetahuan yang bagus mengenai pembicaraan dan bidang terjemahan yang sedang ia kerjakan.
Kesalahan Penerjemahan
Kecenderungan sebagian masyarakat Indonesia adalah menerjemahkan segala sesuatu yang berbau bahasa Inggris secara apa adanya. Yang penting berbahasa Inggris, gitu lah ya pokoknya.
Saya sering melihat beberapa kesalahan penerjemahan ke dalam bahasa Inggris seperti ini. Bahkan saya pernah secara tidak sengaja melihat iklan bimbingan belajar khusus bahasa Inggris dengan pemakaian kata yang tidak tepat. Mereka cenderung menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris plek ketiplek.

Pernah melihat yang seperti itu? Biasanya sering kita temui di beberapa sekolah. Tidak salah jika ingin membiasakan siswa menggunakan bahasa Inggris. Yang kurang tepat adalah penyajian dalam penerjemahannya.
Saya tidak akan mengatakan sesuatu yang buruk tentang keberadaan guru bahasa Inggris di sekolah yang bersangkutan. Saya berhusnudzan aja bahwa mungkin memang tidak tahu harus diterjemahkan bagaimana.
Baiklah, lalu bagaimana mengatakan “tiada hari tanpa belajar” ke dalam bahasa Inggris? Kita bisa menggunakan salah satu kalimat di bawah ini:
1. Hardly a day goes by without studying, atau
2. Don’t let a day pass without studying.
Mudah, kan?
Semoga bermanfaat.
Barakallahu fiikum.
Photo credit: cultmtl.com
Kita harus belajar, Bagus sekali kakakku, senang membacanya
#semangat
Tulisannya mbak selalu bagus dan menarik utk dibaca.
Tiap profesi ada kesulitannya sendiri ternyata. Hmmm
Mari selalu belajar