Sepertinya mitos selalu berkembang dalam hal apa pun. Bahkan untuk urusan menstruasi dan pembalut saja banyak mitos yang berkembang. Padahal beberapa pembalut yang dibuat oleh berbagai produsen ternama seperti salah satunya Laurier, pasti sudah melalui berbagai tahapan dan ujian untuk layak serta aman digunakan.
Banyaknya mitos yang berkembang tentang pembalut wanita disebabkan oleh berbagai faktor yang berasal dari budaya, pendidikan, dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat. Seperti kurangnya edukasi seksual dan kesehatan reproduksi, terhalang norma dan budaya yang membatasi pembicaraan tentang menstruasi, dan juga pengaruh berbagai informasi lainnya.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, edukasi tentang menstruasi dan kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu. Informasi mengenai menstruasi dan penggunaan pembalut sering kali tidak diajarkan secara komprehensif di sekolah atau keluarga. Akibatnya, banyak wanita yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang cara kerja pembalut, dan hal ini membuka ruang bagi mitos berkembang.
Mitos Tentang Pembalut
Nah, agar tidak salah pemahaman tentang informasi pembalut sekali pakai, berikut ini mitos-mitos yang berkembang dan sudah dibantah oleh medis.
-
Pembalut dapat menyebabkan kanker serviks
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe HPV 16 dan 18. Virus ini menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan perubahan sel-sel serviks menjadi kanker. Faktor risiko lainnya termasuk merokok, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan riwayat keluarga dengan kanker serviks. Penggunaan pembalut tidak terkait dengan penyebab kanker serviks.
Pembalut modern, baik yang berbahan kapas, sintetik, maupun yang menggunakan teknologi superabsorben, telah melalui proses produksi dan pengujian yang ketat untuk memastikan keamanan penggunaannya. Pembalut yang dijual secara komersial telah terstandarisasi dan aman digunakan dalam periode menstruasi. Meski ada beberapa bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan, seperti pemutihan, penelitian menunjukkan bahwa kandungan dioksin dalam pembalut sangat minim dan tidak menyebabkan kanker.
-
Pakai pembalut saat haid dapat menyebabkan kemandulan
Kemandulan (infertilitas) pada wanita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan ovulasi, masalah pada tuba falopi, endometriosis, atau kondisi medis lainnya. Tidak ada hubungan langsung antara penggunaan pembalut saat menstruasi dengan gangguan kesuburan atau kemandulan. Infertilitas disebabkan oleh masalah internal dalam sistem reproduksi, bukan oleh produk menstruasi yang digunakan secara eksternal.
Pembalut dirancang untuk menyerap darah menstruasi dan menjaga kebersihan selama haid. Produk-produk pembalut modern, baik yang sekali pakai maupun kain, telah melalui pengujian keamanan yang ketat. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembalut, termasuk lapisan penyerap dan penghalang bocor, tidak berpengaruh terhadap organ reproduksi internal seperti ovarium atau tuba falopi, yang berkaitan dengan kesuburan.
-
Pembalut berpewangi membuat menstruasi tidak berbau
Meskipun pembalut berpewangi dirancang untuk menutupi bau, wangi tersebut hanya bersifat sementara dan tidak mengatasi sumber bau itu sendiri. Sebaliknya, penggunaan pembalut yang berpewangi bisa menyebabkan iritasi atau alergi pada beberapa wanita, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Itu dia beberapa mitos yang beredar tentang pembalut wanita. Agar tidak salah paham dengan informasi yang beredar, sebaiknya Anda mencari informasi terkait untuk membenarkannya. Salah satu website yang bisa Anda kunjungi untuk mendapatkan informasi lengkap dan akurat seputar menstruasi adalah menstruasi.com dari Laurier. Di sana Anda juga akan mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan kewanitaan lainnya, serta mengenai produk pembalut Laurier.